a. Dalam segi intelegensia
Pada umumnya anak tunarungu memiliki intelegensi normal atau rata-rata, akan tetapi karena perkembangan intelegensi sangat dipengaruhi oleh perkembangan bahasa, maka anak tunarungu akan menampakkan intelegensi yang rendah disebabkan oleh kesulitan memahami bahasa.
Kesulitan dalam pemahaman bahasa hanya akan membuat tunarungu kesulitan dalam menerima pelajaran yang bersifat verbal. Pendidikan dini yang tepat, sangat membantu perkembangan intelegensi anak tunarungu dengan baik, sehingga anak tunarungu dapat memiliki intelegensi yang sama atau mungkin melebihi anak dengar.
b. Dalam segi bahasa dan bicara
Gangguan dalam pendengaran tentu saja membuat anak tunarungu mengalami hambatan yang berarti dalam segi berbahasa dan berbicara. Perkembangan berbahasa dan bicara anak tunarungu sampai masa meraban tidak mengalami hambatan karena meraban merupakan kegiatan alami pernafasan dan pita suara.
Untuk tahap selanjutnya yaitu masa meniru, anak tunarungu berbeda dengan anak dengar yang dapat meniru segala jenis bahasa dari berbagai segi, bisa visual dan audio. Anak tunarungu hanya dapat melakukan peniruan yang sifatnya visual saja.
c. Dalam segi emosi dan sosial
Selain bahasa dan bicara, karakteristik tunarungu yang agak menonjol adalah dalam segi emosi dan sosial. Karakteristik ini muncul biasanya saat anak tunarungu mulai melakukan aktivitas pertemanan. Karena pada saat inilah anak tunarungu mulai merasakan bahwa dirinya memiliki perbedaan.
Karakteristik dalam segi emosi dan sosial yang biasa muncul pada anak tunarungu pada umumnya adalah egosentrisme yang melebihi anak normal, mempunyai rasa takut akan lingkungan yang lebih luas, ketergantungan tergantungan terhadap orang lain, perhatian sukar dialihkan, memiliki sifat polos, dan lebih cepat marah.
1) Egosentrisme yang melebihi anak normal
Anak tunarungu disebut “pemata” karena daerah pengamatan mereka hanya terbatas pada kemampuan pengelihatan saja. Tentu hal ini membuat anak tunarungu memiliki dunia yang lebih sempit, dan hal ini mengakibatkan egonya semakin besar karena membuat mereka sadar dan tidak tahu akan keadaan lebih luas disekelilingnya.
2) Mempunyai rasa takut akan lingkungan yang lebih luas
Untuk menghadapi lingkungan yang lebih luas, yang artinya anak tunarungu berada diluar lingkungan rumah, menjadi ketakutan yang cukup besar bagi mereka. Karena keterbatasan pendengaran dan pemahaman serta penguasaan bahasa yang rendah mengakibatkan anak tunarungu terkesan tidak siap menguasai keadaan dan takut menghadapi lingkungan yang lebih luas.
3) Ketergantungan terhadap orang lain
Dalam hal ini, anak tunarungu biasanya memiliki ketergantungan terhadap orang-orang yang sudah mereka kenal dengan baik. Banyak hal yang anak tunarungu tidak dapat atau belum dapat lakukan karena keterbatasannya tadi, maka bantuan orang lain akan sangat dibutuhkan oleh mereka.
4) Perhatian sukar dialihkan
Hal ini terjadi apabila anak tunarungu telah mendapati sesuatu yang membuat mereka nyaman dan senang. Biasanya perhatian mereka akan sukar dialihkan. Ini disebabkan karena alam fikiran mereka yang sempit karena keterbatasan bahasa.
5) Memiliki sifat polos dan tanpa banyak masalah
Penerimaan bahasa yang kurang maksimal mengakibatkan anak tunarungu tidak memiliki banyak kosakata. Kosakata yang mereka miliki pun umumnya terbatas pada hal-hal yang konkrit. Sehingga dalam mengungkapkan keinginan, biasanya mereka langsung saja mengatakan apa yang ada difikirannya tanpa memperhatikan hal-hal lain. Maka kesan polos dan tanpa banyak masalah sering muncul pada anak tunarungu.
6) Lebih mudah marah dan cepat tersinggung
Komunikasi yang baik bisanya membuat pengertian yang baik pula antara seseorang dengan orang lain. Hal ini sulit terjadi pada tunarungu karena kemampuan komunikasi mereka yang terbatas. Sehingga, seringkali anak tunarungu mengalami kekecewaan atas ketidak pahaman orang lain akan sesuatu yang ada dalam fikiran mereka. Hal ini biasanya diekspresikan lewat kemarahan, karena tunarungu juga miskin ekspresi.
d. Dalam segi fisik dan kesehatan
Pada sebagian tunarungu ada yang mengalami gangguan keseimbangan, cara berjalannya kaku dan agak membungkuk. Gerakan mata lebih cepat, hal ini menunjukkan bahwa ia ingin menangkap atau mengetahui keadaan lingkungan sekitarnya. Pernapasannya pendek karena tidak terlatih melalui kegiatan berbicara.
Dalam aspek kesehatan, pada umumnya anak tunarungu mampu merawat diri sendiri. Namun bagi anak tunarungu penting untuk memeriksakan kesehatan, pada umumnya anak tunarungu mampu merawat diri sendiri. Namun bagi anak tunarungu penting untuk memeriksakan kesehatan telinganya secara periodik agar terhindar dari hal-hal yang dapat memperberat ketunarunguan.
0 Response to "Karakteristik Anak Tunarungu"
Post a Comment