Suwarman dan Boessorrie
(1981:12) mengungkapkan bahwa manusia digolongkan berdasarkan kelas “hewan”
yang berkerangka dan berkedudukan tertinggi, bahkan Allah memberi kelengkapan
pada manusia 3 (tiga) kelebihan, yaitu 1) mampu mendengar sebagai manusia, 2)
mampu berbicara sebagai manusia, 3)mampu berfikir sebagai manusia[1]. Dari ketiga kemampuan di
atas dapat dirasakan bahwa kemampuan mendengar adalah yang pertama dimiliki
manusia.
a. Anatomi
fisiologi pendengaran
Pendengaran atau telinga memiliki panjang keseluruhan
alat sekitar 3cm dan secara anatomis terdiri dari : a) telinga bagian luar
(auris externa) yang bagian-bagiannya dibagi lagi menjadi daun telinga
(auricula) dan liang telinga (canalis acusticus externusdan meatus acusticus
externes, CEA/MAE), yaitu liang telinganya luar dan liang telinga tengah. b)
telinga tengah (auris media) terdiri dari: cavum tympani, antrum mastoid (tulang
antrum) dan cellulae antrum, tuba eustachi (tabung eustachius). c) telinga
bagian dalam (auris interna) dan labirynth terdiri dari: labirynty osseeus dan
labirynth membranous (tulang labirin dan selaput labirin).[2]
b. Neurofisiologi
bicara dan mendengar
Susunan syaraf pusat (SPP) terdiri dari tiga bagian
yang terpenting, yaitu: cerebrum (otak besar), cereblum (otak kecil), medulla
spinallis (sumsum tulang belakang). Ketiganya disebut susunan syaraf pusat,
selain itu masih ada yang lain yaitu susunan syaraf otonom dan susunan syaraf
perifer yang terdiri dari zaras-zaras syaraf otal dan spinal.
c. Fonetik
fisiologis dan auditoris
Fonetik auditori mempelajari
bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa oleh telinga. Fonetik auditoris
lebih berkenaan dengan bidang kedokteran, yaitu neurologi.
0 Response to "Sistem Bicara dan Mendengar"
Post a Comment